Judul ini saya ambil dari sebuah judul buku yang baru saya selesai saya baca, isinya sangat mudah di cerna dan sangat baik untuk dibaca oleh semua orang tua karena bisa menambah ilmu sekaligus menjadi upaya pemecahan masalah bagi orang tua yang mengalami yang ada dalam buku setebal kurang lebih 100 lembar itu.
Saya coba membahas sedikit isi dari buku ini, diantaranya adalah kebiasaan orang tua zaman sekarang terhadap anaknya, yaitu terbiasa memberi hadiah kepada anaknya setiap bermaksud menyuruh anaknya untuk melakukan sesuatu atau memberikan hadian kepada anaknya jika menuruti keinginan orang tuanya, misalnya saja seorang ibu kerap memberi uang seribu rupiah ketika menyuruh anaknya membeli sesuatu di warung, atau memberi imbalan ketika menyuruh anaknya berdiam di dalam rumah, dan sebagainya yang tentunya realitas seperti ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alhasil adalah anak akan semakin terbiasa untuk melakukan segala sesuatu jika diberi imbalan atau hadiah hingga terbawa ke masa dia dewasa, yang jelas sangat merusak kepribadian anak tersebut yang akan menjadi malas karena selalu mengharapkan balasan setiap melakukan perintah orang tuanya, atau bahkan kepada orang lain sekalipun. Oleh karena itu di dalam buku tersebut dijelaskan agar kiranya anak jangan di ajarkan hal yang demikian namun sebaiknya beri anak hadiah jika memang benar-benar pas dengan momentnya misalnya saja jika berhasil menamatkan Al-Qur'an, jika melaksanakan puasa ramadhan tanpa ada bolongnya dan sebagainya, dan pada akhirnya anak akan terbiasa melakukan dan merasakan hal-hal baik sehingga lambat laun dia akan terbiasa dengan hal tersebut tanpa imbalan sekalipun.
Pada halaman lain dijelaskan bahwa membangun mental anak (EQ) jauh lebih mempengaruhi kehidupan anak dibandingkan dengan kecerdasarn intelektual (IQ) jika di bandingkan maka EQ dan IQ = 80 : 20, berpengaruh terhadap kesuksesan anak kelak. dikatakan bahwa anak yang memiliki EQ yang tinggi mudah bergaul dengan lingkungan sekitarnya, tidak mudah resah, gelisah, cemas apalagi takut akan kesalahan, dan lebih cenderung berpikiran positif terhadap segala yang terjadi di sekitarnya. Sementara anak yang memiliki IQ tapi EQ nya rendah akan mudah gelisah, ragu, takut salah dan sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Oleh karena itu dalam buku ini lebih menekankan untuk membangun EQ anak terlebih dahulu kemudian IQ nya, karena membangun mental seorang anak sedikit rumit jika tidak di biasakan oleh orang tua sejak dini.
Saya mencoba membahas lembaran awal dari buku ini yang isinya mengatakan agar jangan membuat anak menangis karena itu adalah simbol bahwa ia sedang terluka hatinya, tertekan, dan merasa terzalimi, karena hati anak kecil itu sangat peka dan ini sangat merusak kondisi psikologi atau kejiwaan seorang anak. Namun bukan berarti anak sama sekali tidak boleh menangis sebab anak juga perlu menangis untuk menguatkan otot-ototnya dan jantungnya. Anak yang selalu dibuat menangis semasa masih kecil akan terbawa hingga dewasa dengan kondisi kejiwaan yang kurang bagus.
Anak kecil sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya sebagai wujud rasa sayang dan membuat anak menjadi aman dan tenang, untuk memberikan hadiah kepada anak sebaiknya berikanlah dalam bentuk dekapan kasih sayang, ciuman, belaian karena pada usia anak-anak mereka sangat butuh semua itu dan akan sangat baik untuk kondisi kejiwaannya.
Sampai di sini dulu yah postingan saya, dan terima kasih atas waktu anda yang terlah berkunjung ke blog saya...Wassalam..^_^
My Zahra.
0 komentar:
Post a Comment