Bagaimana
awal mula adanya ilmu.
Ilmu lahir karena manusia diberkahi
Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di
sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari
pertanyaan apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi,
timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematik, yang akhirnya
melahirkan kesimpulan bahwa bumi itu bulat, bahwa bulan mengelilingi matahari
dan bumi juga mengelilingi matahari. Juga bidang ilmu-ilmu sosial,
keingintahuan tentang masalah-maslaah sosial telah membuat orang mengadakan
pengamatan-pengamatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena sosial
seperti Sosiologi, Antropologi dan sebagainya.
Bagaimana
pendapat para ahli mengenai ilmu :
Ilmu mencakup lapangan yang sangat
luas, mengjangkau semua aspek tentang progress manusia secara menyeluruh.
Termasuk didalamnya penetahuan yang telah dirumuskan secara sistematik melalui
pengamatan dan percobaan yang terus menerus yang telah menghasilkan penemuan
kebenaran yang bersifat umum. Maranon (1953).
Tan (1954) berpendapat bahwa ilmu
bukan saja merupakan suatu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga
merupakan suatu metedologi. Ilmu telah memberikan metode dan system, yang mana
tanpa ilmu, semua itu akan merupakan suatu kebutuhan saja. Nilai dari ilmu
tidak saja terletak dalam pengetahuan yang dikandungnya sehingga si penuntut
ilmu menjadi seorang yang ilmiah, baik dalam ketrampilan, dalam pandangan
maupun tindak-tanduknya.
Ilmu membentuk kebiasaan serta
meningkatkan ketrampilan observasi, percobaan (eksperimentasi) klasifikasi,
analisa serta membuat generalisasi. Dengan adanya keingintahuan manusia yang
terus-menerus, maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan persepsi
serta kemampuan berfikir secara logis, yang sering disebut penalaran.
Konsep
antara ilmu dan berpikir adalah sama.
Dalam memecahkan masalah, keduanya
dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan suatu hal yang bersifat
umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang khas, dan selanjutnya dipilih suatu
pemecahan tentative untuk penyelidikan.
Proses berpikir adalah suatu
refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa
sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang
kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan suatu
pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia
dengan metode yang tepat.
Akhirnya, sebuah kesimpulan
tentative akan diterima, tetapi masih tetap dibawah penyelidikan yang kritis
dan terus-menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka.
FIlsafat ilmu akan saya lanjutkan pada postingan berikutnya. terima
kasih sudah berkunjung.
0 komentar:
Post a Comment