Dalam kesempatan kali ini saya ingin membahas sedikit bahwa betapa pentingnya kasih sayang orang tua terhadap anaknya, dimana dalam perkembangan psikologi anak akan berbeda terhadap anak yang semasa kecilnya selalu mendapatkan limpahan kasih sayang ketimbang anak yang jarang merasakan kasih sayang orang tuanya, ntah karena kesibukan orang tua, tidak punya waktu khusus untuk anak, cuek terhadap perkembangan anak atau bahkan karena tidak terbiasa berlama-lama dengan anaknya.
Sebagaimana diketahui bahwa keluarga adalah kelompok sosial pertama di mana anak berinteraksi, jadi segalanya berawal dari keluarga kemudian ketika sudah bisa berinteraksi ke masyarakat. Kohn dalam Taty Krisnawaty, menyatakan bahwa pola asuhan merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, individu banyak dipengaruhi oleh peranan orangtua tersebut. Peranan orangtua itu memberikan lingkungan yang memungkinkan anak dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
Melly Budiman, mengatakan bahwa keluarga yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak.
Dalam hal pola pengasuhan, terbagi menjadi 3 model pola asuh yaitu :
1. Pola Asuh otoriter
Menurut Stewart dan Koch, orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri sebagai berikut: kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, Orangtua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak. Orangtua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa. Dalam penelitian Walters dalam Lindgren, ditemukan bahwa orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik.
2. Pola Asuh Demokratis
Baumrind dan Black dalam Hanna Wijaya, dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan orangtua demokratis yang menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab.
3. Pola Asuh Permisif
Stewart dan Koch, menyatakan bahwa orangtua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak dituntut atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orangtua tidak banyak mengatur anaknya.
Dalam mengasuh anak butuh kesabaran dan kemauan, terdapat 3 pola pengasuhan anak dan diantara ketiga pola pengasuhan tersebut yang paling baik dijadikan rujukan adalah pola asuh demokratis, dimana teknik-teknik asuhan orangtua demokratis yang menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. Sehingga anak sudah bisa belajar bertanggung jawab dan mandiri sejak kecil dengan didikan dan asuhan secara demokratis. Mungkin anda punya pola pengasuhan yang lebih baik. Jika ada anda bisa menambahkan artikel ini dengan menulis pada kotak komentar di bawah ini. Terima Kasih.
0 komentar:
Post a Comment