Sehat bukan saja secara fisik, namun mencakup pada sehat secara mental dan kajian ini berkenaan dengan sehat mental yang didalamnya memuat 3 kecerdasan yaitu, Intelektual, Emosional dan Spiritual, nah... kali ini kita akan mengulas tentang menghina dan mengejek sebagai bentuk pencerahan Spiritual..dari buku karangan Imam Al-Gazali yang disarikan dari Ihya' Ulumuddin - Afatul Lisan berjudul Peringatan tentang Bahaya Lidah.
Menghina dan mengejek adalah merupakan buah bahaya yang ditimbulkan oleh lidah (lisan) yang tidak terkontrol dan tidak terkendali. Lidah yang tidak terkontrol dan lagi tidak bertempat tinggal pada jiwa yang bertaqwa, ia selalu digunakan untuk menghina, mengejek kepada orang lain.
yang dimaksud dengan menghina disini adalah menganggap rendah derajat orang lain, meremehkannya atau mengingatkan aib (cela) serta kekurangan-kekurangan yang dimilikinya sehingga dapat menyebabkan ketawa atau marah. Cara ini dapat terjadi adakalanya dengan jalan meniru-niru percakaran atau perbuatan orang lain, dan adakalanya menunjukkan ke arah tersebut. Pokok pangkalnya ialah ditujukan untuk merendahkan kedudukan orang lain dan menertawakannya, serta menghinakan dan menganggapnya kecil saja.
Perbuatan menghina dan mengejek itu termasuk perbuatan tercela, termasuk akhlak yang jelek dan dilarang oleh agama sehubungan dengan ini Allah Ta'ala menegaskan melalui firmanNya yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, jenganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena barangkali (kaum/golongan) yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari menghinakannya. Dan jangan pula golongan kaum wanita menghina kepada golongan kaum wanita yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan".
Maksud dari firman Allah : "Barangkali yang dihina itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan, janganlah kamu menghina orang lain dengan tujuan hendak menganggapnya remeh, kecil dan rendah. sebab soal remeh, rendah atau kecil belum dapat ditentukan, mungkin sekali justru orang yang dihinanya itu lebih baik, lebih mulia, lebih tinggi derajatnya menurut pandangan Allah daripada dirimu sendiri.
Larangan menganggap rendah, hina dan kecil tersebut tentulah ditujukan kepada seseorang yang merasa tidak enak dan tersinggung apabila dihina. Adapun terhadap seseorang yang sengaja ia menceburkan dirinya untuk direndahkan, karena tidak enak dan tersinggung apabila di hina. Adapun terhadap seseorang yang sengaja ia menceburkan dirinya untuk direndahkan, karena telah menjadi watak dan kebiasaan baginya dan bahkan diperbuat semacam itu, ia makin gembira dan senang, bangga dengan perbuatannya yang rendah dan hina itu, maka kepada orang semacam itu termasuk penghinaan.Hal ini dapat dimasukkan dalam golongan senda gurau itu, maka yang terpuji dan mana yang tercela, Insya Allah akan diuraikan pada postingan selanjutnya.
Jadi yang diharamkan dalam penghinaan dan ejekan ini ialah cara menganggap kecil (remeh) seseorang yang menyebabkan orang lain itu merasa dihinakan, diremehkan atau dianggap sepele dan tidak ada harganya. misalnya saja dengan menertawakan kata-katanya di waktu ia keliru mengucapkannya atau tidak teratur uraiannya atau menertawakan perbuatannya di waktu ia keliru (salah). Juga seperti menertawakan hafalannya, hasil karyanya, gambar tubuhnya ataupun yang dicela yang kelihatan. Ketawa dalam segala bentuk sebagaimana yang dimaksudkan di atas itu adalah termasuk perbuatan yang benar-benar dilarang oleh Islam. Wassalam....Trims..
0 komentar:
Post a Comment