Saya yakin bukan hanya saya yang sangat ingin mengetahui bagaimanakah ciri-ciri pemuja syaitan sebenarnya, karena di zaman sekarang ini amat sering kita lihat baik secara langsung dalam kehidupan kita maupun melalui media banyaknya orang yang mampu meramal nasib kita, belum lagi adanya hal-hal lain yang bisa menyesatkan kita ketika kita sebagai awam tidak mengetahui ilmu tentang hal ini. olehnya itu mari kita kaji sedikit menganai hal ini.
Apabila ciri wali Allah adalah iman dan taqwa kepada Allah, maka salah satu ciri wali syetan atau pemuja syetan adalah tidak beriman dan tidak bertaqwa kepada Allah dan selalu melanggar syariatnya.
Adapun ciri-ciri pemuja syetan adalah sebagai berikut :
1. Suka meramal nasib.
Seorang pemuja syetan biasanya suka meramalkan nasib seseorang. Ia menganggap dirinya tahu perkara ghaib.ia sering mengaku bisa bertemu dengan ruh-ruh orang yang sudah meninggal, ia juga mengaku bersahabat dengan Nabi SAW, dan sahabat-sahabat Nabi.
Pernyataan-pernyataan tersebut hanyalah merupakan kebohongan dari seorang pemuja syetan, sebab hal itu bertentangan dengan firman Allah :
“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya (Al-Jin : 26:27)
Dalam kitab Fathul Madjid dikatakan : Dan sebagian besar yang terjadi di kalangan masyarakat kita dewasa ini adalah pemberitaan jin tentang perkara-perkara ghaib yang berkenaan dengan apa yang akan terjadi di bumi, kepada manusia-manusia oleh pembantu-pembantunya, kemudian oleh orang-orang yang tidak mengerti disangka bahwa mereka adalah wali Allah dan orang keramat, dan banyak sekali orang yang tertipu sehingga mengira demikian (wali Allah).
Keterangan di atas, diperkuat lagi dengan firman Allah dalam surah Al-An'am : 128):
“Dan (ingatlah) Hari yang ia akan himpunkan mereka sekalian, (lalu berkata): Hai golongan jin ! sesungguhnya kamu telah mendapat banyak (hasil) dari manusia ; dan berkata pengikut-pengikut mereka dari manusia: Hai Tuhan kami! Sebagian dari kami telah bersenang-senang dengan sebagian. Dan kami telah sampai kepada waktu kami yang Engkau telah tentukan untuk kami. Ia berkata: Nerakalah tempat diam kamu dalam keadaan kekal padanya, melainkan apa yang Allah kehendaki, karena sesungguhnya Tuhanmu itu Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.”
Dalam hadits riwayat Bukhari juga diterangkan, bahwa Nabi bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya para malaikat turun di mega, lalu menyebutkan (membicarakan) perkara yang telah diputus di langit, kemudian syetan-syetan itu mencari pendengaran (dari pembicaraan para malaikat tersebut), lalu menyampaikannya kepada para kahin).”
Dengan demikian seorang yang selalu memberitahukan perkara-perkara ghaib, selalu menerka nasib orang, dia adalah teman setan. Oleh karena itu orang tersebut pemuja syetan, karena ia menjadikan syetan sebagai penolong. Allah SWT berfirman dalam (Asy-Syu’ara: 221-223)
“ Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syetan-syetan itu turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada syetan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. “
2. Menyesatkan manusia
Seorang pemuja syetan, dia akan selalu mengikuti tabiat syetan. Salah satu dari tabiat syetan adalah ingin selalu menyesatkan manusia dari jalan kebenaran.
Ketika syetan (iblis) dikeluarkan Allah dari surga, maka ia mohon izin kepada Allah dan berjanji hendak menyesatkan Adam dan anak keturunannya di sebabkan karena benci dan kesombongannya pada manusia. Hal itu ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya :
“Iblis berkata : Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (Perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.”(Al-Hijr :39).
Dari ayat di atas, maka telah jelaslah bahwa misi syetan adalah mengajak manusia untuk membangkang perintah-perintah Allah dengan berbagai cara, dari yang sangat halus sampai yang sangat kasar. Syetan selalu mengajak manusia kepada kehancuran, kerusakan, perpecahan, permusuhan, memutuskan hubungan dan lain sebagainya.
Cara syetan menyesatkan manusia salah satunya dengan menipu manusia sesuai dengan pekerjaannya, misalnya seorang kyai mengaku dirinya wali karena diisukan masyarakat sebagai wali, lalu banyak orang mengerumuninya dan memujinya. Kemudian syetan datang pada orang yang mengaku dirinya sebagai wali tersebut dan menggoda agar kesempatan itu jangan di sia-siakan untuk mengeruk kekayaan, mendapatkan kedudukan (jabatan) sekalipun dengan cara menipu/ syetan juga datang kepada orang yang percaya tentang kewalian orang tersebut agar ia mempercayai kata wali tersebut dengan sepenuh hati. Kemudian sang wali berkata kepadanya: untuk menjaga kehormatan dan kecintaan Tuhan Kepadamu, maka serahkanlah semua hartamu, anak gadismu dan isterimu. Maka ia serahkan semuanya yang diminta sang wali.
Jika demikian, maka orang yang mengaku wali dan yang mempercayainya derajatnya sama yakni sama-sama pemuja syetan, karena keduanya menuruti kemauan syetan.
Oleh karena itu, disebabkan syetan sudah menempatkan dirinya sebagai musuh, maka setiap kita harus juga menanggapinya sebagai musuh dan bukan sebaliknya, sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuhmu, karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir :6).
3. Menguatkan kedudukan syetan
Seorang pemuja syetan segala aktifitasnya dengan sendirinya dia telah memperkuat kedudukan syetan, karena dia bisa mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Kemudian mereka mengikuti perbuatannya. Apalagi bagi orang yang kurang berilmu, dia akan mudah mempercayai orang yang dianggapnya sebagai wali, lalu mengerjakan apa saja yang diperintahkan pemuja syetan tersebut.
Dengan demikian, seseorang yang menyeleweng dari jalan Allah, maka Allah akan menghukum orang itu dengan mengokohkan kedudukan syetan dalam hatinya, lalu syetan mengajaknya menuju kepada kejahatan, keburukan dan kerusakan dalam ucapan dan perbuatan, sebagaimana firman Allah :
“Syetan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah;mereka itulah golongan syetan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syetan itulah golongan yang merugi. “(Al-Mujadilah :19)