Pendahuluan
Menurut
data yang didapatkan dari Subsin Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Maros pada
tahun 2007, dari 14 Puseksmas yang ada di wilayah Kabupaten Maros, ada 6.783
Bumil, 780 menderita KEK dan dari 6.703 bufas, 187 menderita KEK dengan jumlah
penderita terbanyak di Puseksmas Mandai dan Batimurung. Bumil dan Bufas
kekurangan energi kronis tersebut adalah dari keluarga miskin. Dari hasil
pengukuran LILA dan pemeriksaan Hb yang dilakukan pada tahun yang sama terhadap
bumil dan bufas KEK tersebut ternyata presentase perbaikan status gizi untuk
bumil tidak sampai 50% demikian pula dengan bufas yang menunjukkan angka jauh
lebih rendah padahal mereka mendapat sentuhan program pemerintah seperti PMT
PMT dan penyuluhan dari petugas di puskesmas.
Terdapatnya
penderita kekurangan energy kronis (KEK) pada ibu hamil dan nifas tidak
terlepas dari tingkat rendahnya pengetahuan. Kurangnya komunikasi informasi dan
komunikasi dan edukasi (KIE) yang mereka dapatkan untuk dapat menolong diri dan
keluarganya. Selain itu strategi yang dikembangkan sebagai model suatu inovasi
yang diberikan oleh para petugas kesehatan belum dapat diterima dan dapat
dimengerti oleh keluarga maupun masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa unsur
inovasi merupakan unsur utama mensosialisasikan “DOA” (Disability Oriented
Approach) untuk hidup sehat dan keberhasilannya memotivasi masyarakat sebagai
bukti diterimanya kemampuan komunikasi petugas kesehatan. Disamping itu
kemampuan dan skill tenaga tenaga kesehatan yang tangguh inilah diandalkan
masyarakat sebagai tenaga kesehatan dengan kompetensi yang memadai yang
menunjukkan kemampuan secara profesional.
Fakta-fakta
tersebut diatas menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan keluarga sebagai unit
terkecil kelompok masyarakat, merupakan pilihan yang tepat agar keluarga mampu
mengatasi masalah secara mandiri dengan tidak mengharapkan bantuan orang lain. Dengan
pemberdayaan partisipasi akan lebih baik dan langgeng dibanding memberikan
intervensi langsung yang hanya membuat mereka menjadi tergantung dan kemudian
tidak lagi berbuat apa-apa. Dan pemberdayaan yang lebih baik adalah sengan
memberikan pengetahuan dan pendidikan melalui komunikasi informasi dan edukasi.
Segala
bentuk komunikasi informasi dan edukasi (KIE) merupakan contoh pemberdayaan
masyarakat yang meningkatkan komponen community knowledge. Dalam hal ini
kegiatan KIE akan lebih bernuansa “pemberdayaan Masyarakat” bila dilakukan
dengan pendekatan community based health education. Merupakan salah satu unsur
yang penting dalam meningkatkan status kesehatan jangka panjang. Melalui sosialisasi
dan penyampaian pesan-pesan yang praktis dengan meramu strategi yang tepa dan
dapat dimengerti serta dapat diterima sebagai masukan untuk perubahan perilaku
kesehatan.
0 komentar:
Post a Comment