Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Penggunaan komputer dewasa ini sudah merambah semua lapisan masyarakat, baik komputer desktop maupun laptop. Jumlah pengguna komputer diperkirakan mencapai 1 milyar pada tahun 2010 sebagai akibat dari peningkatan jumlah pengguna baru di negara berkembang seperti Cina, India dan Rusia (Amalia H., et.al, 2010). Di Indonesia sendiri, komputer berkembang dengan pesat dari tahun ke tahun dimana penggunaannya 75 % diserap oleh perusahaan swasta dan nasional dan 25 % dikonsumsi oleh pelajar dan pemakai non komersial lainnya (Suharyanto, 1995). Hal ini mudah dipahami karena kehadiran komputer sangat membantu dan memudahkan berbagai pekerjaan.
Fenomena yang ada saat ini hampir seluruh pengguna tahan berlama-lama di depan komputer. Mengapa orang merasa tidak bosan atau jenuh ? Hal ini disebabkan karena aplikasinya yang semakin komplit dan menarik. Jika sebelumnya komputer hanya digunakan dalam pengolahan data saja, maka sekarang berkirim surat dan bertukar informasi hanya perlu waktu di bawah satu menit untuk tujuan seluruh dunia dengan komputer. Program menarik yang sekarang ini banyak diminati baik oleh masyarakat umum maupun masyarakat pekerja adalah penambahan fasilitas internet. Houghton mencatat pengguna internet di seluruh dunia sekitar 3 juta orang pada tahun 1994, melonjak menjadi sekitar 60 juta orang pada tahun 1996, 100 juta orang pada tahun 1998 dan pada tahun 2008 pengguna internet telah mencapai 1.093.430.359 orang. Survei terbaru yang dilakukan oleh MarkPlus Insight menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang (Karimuddin, 2011).
Meningkatnya interaksi dengan perangkat komputer di satu sisi menggembirakan karena memberikan nilai-nilai efesiensi dan efektifitas tetapi di sisi lain akan merugikan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Murtopo, 2005). Gangguan fisik dan psikologis ini juga dapat terjadi di tempat kerja. Walaupun kesehatan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi bagi orang yang memiliki intensitas pemakaian komputer tinggi, maka komputer dapat menjadi faktor penyebab gangguan kesehatan yang paling tinggi.
Berkembangnya penggunaan komputer di berbagai kegiatan perkantoran telah menyebabkan meningkatnya keluhan akan gangguan kesehatan diantara tenaga kerja yang menggunakannya. Keluhan tersebut ternyata tidak ditemukan pada tenaga kerja di perkantoran tradisional yang tidak menggunakan komputer. Oleh karena itu perkantoran yang menggunakan komputer harus lebih memperhatikan faktor-faktor ergonomi di tempat kerja (Rustiati, 1998). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
Masalah kesehatan akibat penggunaan komputer sebagaimana yang dilaporkan oleh World Healt organization (WHO) antara lain : gangguan terhadap mata dan penglihatan, gangguan otot rangka muskuloskeletal, nyeri kepala, gangguan kesehatan akibat stress, kelainan kulit, epilepsi “photosensitive” serta gangguan reproduksi (Suharyanto, 1995). Dalam masa pakai yang lama radiasi dari komputer bisa menurunkan kemampuan akomodasi mata dan kelelahan mata atau sering diistilahkan dengan “asthenopia” (Karimuddin, 2011).
Asthenopia merupakan gangguan fungsi penglihatan dengan penyebab dan gejala-gejala yang sangat majemuk yang melibatkan faktor fisik, fisiologis, psikologis, bahkan faktor sosial (www.shoutmix.com). Asthenopia atau kelelahan pada mata sering pula disebut sebagai Computer Eye Syndrome. Computer Eye Syndrome adalah suatu keadaan mata yang bermanifestasi tidak spesifik seperti lelah, nyeri, penglihatan kabur, diplopia, dan sakit kepala. (Junaidi, 2008 dan Abdi, 2007).
Berbagai studi menunjukkan bahwa masalah penglihatan terjadi pada lebih 75 % pengguna komputer (http://keslamsel.wordpress.com). Pada tahun 2006 diperkirakan 153 juta penduduk dunia mengalami gangguan visus akibat kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Survai yang dilakukan oleh optometris menunjukkan bahwa lebih dari 10 juta pemeriksaan mata pertahun di Amerika Serikat dilakukan untuk masalah penglihatan oleh penggunaan komputer (Affandi, 2005). Di Indonesia sendiri, pada sebuah penelitian yang dilakukan di RSU Cut Nyak Dien, Aceh pada tahun 1997 menunjukkan Asthenopia menempati urutan keempat dari 10 penyakit mata terbanyak dalam penelitian tersebut (Yunita dan Bahri, 2001). Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia didapatkan 97 % responden pengguna laptop mengalami keluhan kesehatan pada bagian leher, mata, bahu, punggung bagian atas dan pergelangan tangan. Penelitian Muhdahani tahun 1994 yang dilakukan pada 57 operator komputer yang mengoperasikan komputer minimal 4 jam sehari didapatkan 88,5 % mengalami asthenopia akomodatif atau kelelahan (Murtopo, 2005). Pada sebuah survei yang dilakukan pada 15 operator komputer di RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta didapatkan bahwa 10 orang (75%) mengeluhkan penglihatan terasa kabur setelah 1 jam di depan komputer, 12 orang (80%) merasa perih setelah 1,5 jam dan 5 orang mengalami sakit kepala jika lebih dari 2 jam, serta semua merasa kemampuan melihatnya menurun bila berlama-lama di depan komputer (Koesyanto, 2006).
Masalah kesehatan berkomputer saat ini masih kurang atau belum mendapat perhatian dari para pengguna komputer, banyak diantaranya masih terlalu asyik pada tahapan bagaimana memiliki perangkat komputer, bagaimana memanfaatkan komputer, apa teknologi tercanggih yang harus disediakan di tempat kerja, dan bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan cepat menggunakan perangkat komputer. Apabila kesadaran ini tidak segera digugah dan dimunculkan, maka pada kurun waktu 3-5 tahun ke depan dampaknya pasti akan dirasakan oleh para pengguna komputer. Dan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah para pekerja pengguna komputer. Kesadaran berkomputer secara sehat akan menghindarkan mereka dari keharusan menggunakan kacamata, kelainan pada postur tubuh, cidera berkepanjangan, dan penurunan produktivitas kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan asthenopia pada tenaga kerja pengguna komputer.
Untuk Informasi tentang Astenopia lainnya silahkan lihat pada link berikut ini : http://jurnalkesehatanmasyarakat.blogspot.com/2012/01/asthenopia-terhadap-pengguna-komputer.html
0 komentar:
Post a Comment