Saturday, February 4, 2012

Bandara Sultan Hasanuddin



Hai teman sekalian, saya kembali mengungkapkan perasaan dengan melihat Bandara Sultan Hasanuddin. Berdasarkan hasil dari membaca-baca postingan dari teman-teman blogger lainnya, saya berhasil menemukan sesuatu yang bagi saya penting kita ketahui yaitu Sekelumit tentang sejarah Bandara Sultan Hasanuddin.
Bandara Sultan Hasanuddin dari dulu sudah merupakan bandara besar. Ketika pertama dibangun pemerintah Hindia-Belanda pada 1935, dengan nama Lapangan Terbang Kadieng, panjang landasannya saja sudah 1.600 meter. Jauh lebih panjang dari bandara perintis sekarang yang rata-rata panjangnya dibawah 1.000 meter. Meski begitu, landasannya masih tanah rumput. Baru ketika Jepang berkuasa pada 1942 landasan itu dibeton dan namanya diganti jadi Lapangan Terbang Mandai. 
Nah, ternyata setelah sekutu dan Belanda masuk lagi pada 1945, mereka membuat satu landasan pacu lagi. Panjangnya 1.745 meter dan dikerjakan oleh 4.000 orang mantan prajurit Romusha. Di masa Indonesia merdeka, pada 1955, landasan diperpanjang lagi menjadi 2.345 meter, dan nama Lapangan Terbang Mandai diganti jadi Pelabuhan Udara Mandai. Pada 1980 diperpanjang lagi menjadi 2.500 meter dan nama Pelabuhan Udara Sultan Hasanuddin mulai dipakai. 
Kemudian pada tahun 1985, nama Pelabuhan Udara Hasanuddin diganti menjadi Bandar Udara Sultan Hasanuddin. Dan akhirnya pada 1995 ditetapkan sebagai bandara internasional. Dua penerbangan internasional perdananya adalah dari Malaysia dan Singapura. Tapi sebenarnya, sebelum berstatus internasional pun, karena sudah ditetapkan sebagai pelabuhan embarkasi haji pada 1990, Bandara ini sudah melayani penerbangan jamaah haji ke Jeddah. 
Hingga Kini Bandara Sultan Hasanuddin dikelola oleh dan jadi sumber profit PT Angkasa Pura I. Pada Februari lalu, Dirut PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo melaporkan, Bandara Sultan Hasanuddin memang pernah mengalmai kerugian pada 2009 sebesar Rp 19,766 miliar. Namun hal itu terjadi karena sedang ada pembangunan bandara baru. Tahun 2010, Bandara Hasanuddin kembali laba Rp 3,296 miliar.
Nah…tadi sudah diceritakan sekelumit tentang Bandara Sultan Hasanuddin, kini saya ingin beranjak ke rasa haru saya ketika berada di dalam area Bandara Sultan Hasanuddin ini. Waktu itu sekitar tahun 2010 untuk pertama kalinya saya keluar daerah menggunakan jasa travel untuk terbang ke Sulawesi Tenggara, sungguh hal yang sangat berkesan waktu itu. Maklum saja, saya kan baru pertama kali..so.. pastinya sangat jelas rasa penasaran saya. Ternyata selain tempatnya yang sangat luas, pemandangan dari dalam menuju ke luar bandara sangat indah, disana sini hijau, namun namanya juga bandara pastinya bising. Ketika lapar ada kantin, ketika Boring ada toko buku yang menyediakan aneka jenis buku yang bisa menemani anda selama menunggu pesawat. Tidak hanya itu, ada banyak wisatawan yang bisa kita lihat, maklum saja saya waktu itu baru kali pertama naik pesawat jadi kelihatan katro alias kampungan. Haru rasanya saat resepsionis yah kalau gak salah namanya, ngajak seluruh penumpang naik ke pesawat jurusan masing-masing dengan suaranya yang lembut.
Bandara Sultan Hasanuddin sudah melakukan upaya perbaikan sana sini dan ternyata berhasil bisa memikat hati penumpangnya. Segala fasilitas yang dipersiapkan sangat lumayan bagi saya untuk memenuhi kebutuhan penumpang saat menunggu pesawatnya datang hingga meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin. Hari ini saya sedang tulis apa saja yang saya ingin tulis, untuk kelanjutannya akan saya tambahkan pada minggu berikutnya, jika anda ingin berkomentar silahkan masuk pada kotak komentar. Terima kasih..

0 komentar: