Saturday, November 12, 2011

Analisis Strategi KIE untuk Pemberdayaan Keluarga Bumil/Bufas Kekurangan Energi Kronis di Kab. Maros


Pendahuluan

Menurut data yang didapatkan dari Subsin Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Maros pada tahun 2007, dari 14 Puseksmas yang ada di wilayah Kabupaten Maros, ada 6.783 Bumil, 780 menderita KEK dan dari 6.703 bufas, 187 menderita KEK dengan jumlah penderita terbanyak di Puseksmas Mandai dan Batimurung. Bumil dan Bufas kekurangan energi kronis tersebut adalah dari keluarga miskin. Dari hasil pengukuran LILA dan pemeriksaan Hb yang dilakukan pada tahun yang sama terhadap bumil dan bufas KEK tersebut ternyata presentase perbaikan status gizi untuk bumil tidak sampai 50% demikian pula dengan bufas yang menunjukkan angka jauh lebih rendah padahal mereka mendapat sentuhan program pemerintah seperti PMT PMT dan penyuluhan dari petugas di puskesmas.

Terdapatnya penderita kekurangan energy kronis (KEK) pada ibu hamil dan nifas tidak terlepas dari tingkat rendahnya pengetahuan. Kurangnya komunikasi informasi dan komunikasi dan edukasi (KIE) yang mereka dapatkan untuk dapat menolong diri dan keluarganya. Selain itu strategi yang dikembangkan sebagai model suatu inovasi yang diberikan oleh para petugas kesehatan belum dapat diterima dan dapat dimengerti oleh keluarga maupun masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa unsur inovasi merupakan unsur utama mensosialisasikan “DOA” (Disability Oriented Approach) untuk hidup sehat dan keberhasilannya memotivasi masyarakat sebagai bukti diterimanya kemampuan komunikasi petugas kesehatan. Disamping itu kemampuan dan skill tenaga tenaga kesehatan yang tangguh inilah diandalkan masyarakat sebagai tenaga kesehatan dengan kompetensi yang memadai yang menunjukkan kemampuan secara profesional.

Fakta-fakta tersebut diatas menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil kelompok masyarakat, merupakan pilihan yang tepat agar keluarga mampu mengatasi masalah secara mandiri dengan tidak mengharapkan bantuan orang lain. Dengan pemberdayaan partisipasi akan lebih baik dan langgeng dibanding memberikan intervensi langsung yang hanya membuat mereka menjadi tergantung dan kemudian tidak lagi berbuat apa-apa. Dan pemberdayaan yang lebih baik adalah sengan memberikan pengetahuan dan pendidikan melalui komunikasi informasi dan edukasi.

Segala bentuk komunikasi informasi dan edukasi (KIE) merupakan contoh pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen community knowledge. Dalam hal ini kegiatan KIE akan lebih bernuansa “pemberdayaan Masyarakat” bila dilakukan dengan pendekatan community based health education. Merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan status kesehatan jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan yang praktis dengan meramu strategi yang tepa dan dapat dimengerti serta dapat diterima sebagai masukan untuk perubahan perilaku kesehatan.

0 komentar: