Friday, January 20, 2012

Hakikat Belajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti, bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Istilah belajar ialah proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru/merubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyusaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.[1] Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.[2]
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :
1)      Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual.
2)      Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial.[3]
Hasil belajar akan tampak perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar  akan tampak pada setiap perubahan aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, dan budi pekerti dan etika. Jika seseorang telah melakukan aktifitas belajar, maka akan terjadilah perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tersebut.[4]
2.      Hakikat Mengajar
Morse dan Wingo  mengemukakan tiga macam definisi mengajar, yaitu definisi tradisional, definisi menurut kamus dan definisi mutakhir. Secara tradisional, mengajar diartikan sebagai proses memberikan kepada pelajar pengetahuan dan keterampilan yang diperuntukkan untuk menguasai mata-mata pelajaran yang telah ditentukan. Definisi menurut kamus, mengajar diartikan  bagaimana mengerjakan, menjadikan mengerti, memberi instruksi kepada pelajar. Sedangkan definisi mutakhir merumuskan mengajar sebagai sistem kegiatan untuk membimbing atau merangsang belajar anak mengerti dengan maksud terpenuhinya kelengkapan pengalaman belajar yang memungkinkan setiap anak dapat berkembang terus secara teratur mencapai kedewasaannya.[5]
Dalam proses belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing dalam peranannya sebagai pembimbing. Guru harus berusaha menghidupkan dan membentuk motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif.


[1] Abdul Haling, Belajar dan Pembelajaran, (Cet.II; Makassar: Badan Penerbit UNM: 2007), h.2.
[2] M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Cet.I;Bandung: PT. Remaja Rosda Karya: 2007), h.85.
[3] Ngalim purwanto, psikologi pendidikan, (Cet. XXIII: Bandung: PT. Rosda Karya: 2007), h.102
[4] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Cet.IX; PT. Bumi Aksara: 2009), h.30.
[5] Sahabuddin, Belajar dan Mengajar; (Makassar: UNM Press: 1994), h. 4. 

0 komentar: