Saturday, January 7, 2012

Jenis Media Pembelajaran

Ada tiga unsur pokok Media pembelajaran, yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol. ada 4 klasifikasi media pembelajaran, yaitu:
1.      Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta dan globe.
2.      Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya; phonograph record, transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.
3.      Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya; model, spicemens, bak pasir, peta elektris, koleksi diorama.
4.      Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan lingkungan.
Bila jenis-jenis media pembelajaran dihubungkan dengan klasifikasi pengalaman belajar anak mulai hal-hal yang paling konkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap paling abstrak dapat dilihat diagram Edgar Dale di bawah ini. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience).
Penggunaan media pembelajaran adalah  merupakan komponen instruksional dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam perkembangannya kemudian penggunaan media pembelajaran menjadi semakin penting. Sementara disisi lain jenis media pembelajaran mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut jenis media yang dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar semakin beragam. Jenis media pembelajaran yang dapat digunakan tersebut baik yang berbentuk visual maupun audio visual.
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut,secara umum jenis media pembelajaran dikelompokkan menjadi1) Media Visual, 2) Media Auditif, dan 3) Media Audio-visual
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film dan sebagainya. Menurut Sumanto beberapa media pengajaran yang sering digunakan adalah, Pertama, media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan sebagainya, Kedua, media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media.[1]
Media pembelajaran yaitu media grafis, media tiga dimensi dan media proyeksi.
A.    Media Grafis (Grafika)
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
a.       Yang termasuk media grafis antara lain :
1.      Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, garis, dan simbol.
2.      Diagram,  yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol.
3.      Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting.
4.      Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
5.      Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
6.      Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
7.      Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.
b.      Kelebihan Media Grafis adalah:
1.      Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.
2.      Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
3.      Pembuatannya mudah dan harganya murah.
c.       Kelemahan Media Grafis adalah:
1.      Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.
2.      Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.
Media cetakan dan grafis di dalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol yang mengandung harti disebut ”Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana halnya dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol yang menarik dan jelas. Media ini tidak termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya.
Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1)         Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
Media grafis adalah media yang digunakan yang berusaha memadukan antara kata-kata dengan gambar. Dalam bahasa Yunani Grafikos berarti melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Media tersebut terdiri dari beberapa jenis yaitu:
1.      Bagan adalah kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memfisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan.
2.      Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis.
3.      Grafik adalah penyajian data berangka yang memuat nilai informasi yang berfaedah dan menggambarkan  hubungan penting dari suatu data. Jenis grafik terdiri dari grafik batang , grafik garis, grafik gambar, dan grafik pencar.
4.      Poster adalah kombinasi  visual dari rancangan yang kuat  dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat.
5.      Kartun adalah penggambaran secara sederhana dalam bentuk lukisan dan karikatur tentang orang, gagasan atau situasi  untuk mempengaruhi opini masyarakat.
6.      Komik adalah merupakan suatu rangkaian cerita yang bergambar yan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca.
Dari beberapa jenis media grafis tersebut diatas maka dalam proses belajar mengajar dapat dipilih dengan menyesuaikan dengan jenis dan metode pembelajaran yang digunakan. Hal tersebut diharapkan dapat mempertinggi dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
B.     Media Tiga Dimensi
Salah satu bentuk media pembelajaran yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah benda-benda asli, atau wujud kenyataan kondisi yang sebenarnya. Dari segi efektivitas pengajaran, penggunaan benda sebenarnya sebagai media pembelajaran dapat memberikan urunan yang cukup berarti, terutama dari pemerolehan pengalaman yang bersifat langsung dan kongkrit. Karena segala peristiwa yang terungkap di dalam jalinan interaksi dengan media sebenarnya tersebut, cukuplah untuk mendapatkan peng-alaman langsung, lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang dipelajari, tepatlah apabila kita belajar melalui benda-benda atau keadaan yang sebenarnya. Ada yang menyebut media ini sebagai alat peraga langsung.
Ada dua istilah untuk menggolongkan benda sebenarnya (real things), yaitu obyek (object) dan benda atau barang contoh (specimen). Benda asli disebut obyek dimaksudkan untuk semua benda yang masih asli, alami seperti dimana ia hidup dan berada.Untuk mempelajari obyek, kita dapat menyelenggarakan widya wisata, sehingga bertemu dengan benda-benda asli dimana ia seharusnya berada. Sedangkan specimen atau bendaatau barang contoh dimaksudkan untuk benda-benda asli atau sebagian dari benda-benda asli yang digunakan sebagai contoh. Jadi specimen pun juga benda asli yang mewakili benda aslinya yang sebenarnya berjumlah sangat banyak atau benda aslinya berukuran sangat besar atau luas atau utuh, sedangkan specimen sebagi-an kecil dari padanya atau ia hanya mewakili jenisnya saja.
Ada pula cara mengklasifikasikan benda asli menjadi benda asli alam (natural thing) dan benda asli buatan manusia. Jadi benda asli buatan adalah jenis benda asli yang sudah diubah bentuk dan sifatnya oleh tangan manusia yang mungkin dijadikan bahan (makanan, minuman dan sebagainya), alat, perlengkapan, perhiasan, permainan, dan sebagainya.
Pengertian yang termasuk dalam kategori media pembelajaran yang sebenarnya, baik benda yang hidup seperti manusia, tumbuhan, dan hewan, di samping benda mati dan benda tak hidup (anorganik). Ada dua cara yang ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya, yaitu membawa kelas ke dunia luar atau membawa dunia ke dalam kelas. Untuk membawa kelas ke dunia luar caranya dapat melalui Widyawisata/Karyawisata, yaitu perjalanan ke luar kelas atau sekolah (wisata) untuk tujuan belajar (widya). Sedangkan untuk dapat membawa dunia (luar) ke dalam kelas adalah dengan cara menggunakan specimen atau barang contoh, yaitu benda-benda aseli baik dalam keadaan hidup dan utuh, maupun dalam keadaam mati ataupun sebagian dari benda aseli itu untuk diperagakan atau dipelajari di kelas atau di dalam ruang laboratorium khusus untuk pelajaran tertentu.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah media boneka atau model dalam bentuk lain. Model adalah merupakan tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil  atau sangat langka dan sulit dijangkau. Oleh sebab itu model sangat efektif untuk  megkomunikasikan hakikat dari berbagai benda  baik dalam bentuk/karakteristik luar maupun karakteristik bagian dalam benda tertentu.
Selain media tiga dimensi juga dikenal media dua dimensi. Salah satu media dua dimensi yang paling dikenal dalam masyarakat adalah gambar fotografi. Gambar fotografi sebagai media pembelajaran sangat dikenal karena penggunaan mudah serta biaya yang tidak terlalu tinggi.  Beberapa kriteria gambar fotografi antara lain:
1)      Bersifat dua dimensi, sehingga perlu penambahan dampak tiga dimensional kepada bentuk dan kesan kedalam (depth) yang jelas.
2)      Bersifat diam (still picture), sehingga amat sesuai untuk mengungkapkan fakta dan peristiwa yang bersipat aktual
3)      Bersifat rekaman fakta, sehingga cocok sekali untuk tujuan pembelajaran yang mengungkapkan rincian fotografis yang memerlukan kecermatan pengamatan atau penelitian.
4)      Bersifat still-life, berkesan hidup, dengan demikian media ini memerlukan sentuhan artistik seperti komposisi, keseimbangan titik perhatian, pewarnaan serta kualitas teknik yang memadai.       
C.    Media Proyeksi
Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita  dapat tergugah  untuk  memanfaatkan semaksimal mungkin  lingkungan  di sekitar kita   untuk  menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas.  Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar  untuk  berbagai mata pelajaran.  Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria  pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan.
Media proyeksi adalah merupakan media yang juga sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Beberapa jenis media proyeksi yang umum digunakan adalah:
1)         Over head Projector atau OHP adalah merupakan jenis perangkat keras  berupa perangkat oudivisual sederhana yang terdiri dari  sebah kotak dengan bagian atas sebagai landasan luas untuk meletakkan materi yang dibawakan. Cahaya yang kuat kemudian memproyeksikan materi tersebut yang dibuat dalam lkertas transparan sebagai media proyeksi.
2)         Slide dan film strip adalah gambar dalam bentuk positif karya fotografi atau dengan tangan sendiri. Film strip dan slide hampir sama, yang membedakan hanya media yang digunakan. Jika slide terpisah semetara films strip bersambung seperti film dan biasanya disertai dengan suara.
D.    Media Lingkungan
Lingkungan juga sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah. Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktek lapangan, pelayanan pada masyarakat,manusia sumber. Ada tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan.
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik hendaknya dipersiapkan secara saksama melalui tiga tahapan kegiatan yakni tahap persiapan ,pelaksanaan dan tindak lanjut. Dalam setiap tahapan di atas hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri, dan guru menjadi fasilitator.
Masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu terkait dengan teknologi tinggi, elektronika, digital dan biaya mahal contohnya yang kita kenal sebagai media pembelajaran adalah media cetak, Transparansi, Audio, Slide Suara, Video, Multimedia Interaktif, E-learning. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan pemikiran yang sempit dalam memaknai arti dari sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari berbagai macam jenis, dari media pembelajaran yang sederhana dan murah hingga media pembelajaran yang canggih dan mahal. Dari mulai rakitan pabrik hingga buatan tangan para guru itu sendiri , bahkan ada pula yang telah disediakan oleh alam dilingkungan sekitar kita yang dapat langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Atas dasar pemahaman tersebut diatas maka diharapkan tidak ada lagi argumentasi yang muncul dikalangan para guru untuk tidak dapat menggunakan alat peraga oleh karena biayanya mahal. Begitu banyaknya lingkungan disekitar kita yang dapat  digunakan sebagai media alat peraga tanpa perlu biaya mahal. Beberapa benda dilingkungan kita dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, baik yang dimanfaatkan secara langsung ( by utility resources ) , ataupun yang dirancang terlebih dahulu ( by design resources ) dan dapat pula dengan cara rekayasa media.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling. Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia. Lingkungan yang ada di sekitar anak- anak kita merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas, Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang. Begitu banyaknya nilai dan manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan. Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Jika pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai tanaman padi , dengan memanfaatkan lingkungan persawahan , anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita  dapat tergugah  untuk  memanfaatkan semaksimal mungkin  lingkungan  di sekitar kita   untuk  menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas.  Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar  untuk  berbagai mata pelajaran.  Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria  pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan.
E.     Kriteria Memilih media Pembelajaran
Dalam awal perkembangannya, media memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pembelajar.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan latar belakang dan lingkungan siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma/kriteria keputusan pemilihan. 
Dalam hal ini Dick dan Carey menyebutkan bahwa disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu : pertama, ketersedian sumber setempat yaitu apabila media yang bersangkutan tidak terdapat sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama artinya bias digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di bawa atau dipindahkan. Faktor keempat, adalah efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang biaya produksinya mahal (contohnya program film bingkai) tetapi dapat dipakai berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang.
Fungsi media pembelajaran sebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan dan mempertinggi hasil belajar siswa harus didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeilih media yang akan dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru sebelum memilih media pembelajaran tertentu harus menegetahui betul materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentukan jenis alat bantu atau media pengjaran yang akan digunakan. Secara khusus beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk mempertingi kualitas pembelajaran adalah:
Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media tentang pembelajaran antara lain jenis dan manfaat media pembelajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pembelajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa.  Kedua, Guru terampil menggunakan dan membuat media pembelajaran sederhana untuk keperluan pembelajaran terutama media dua dimensi atau gambar atau foto serta penggunaan media proyeksi. Ketiga, keefektifan dalam menilai penggunaan media  dalam proses pembelajaran.
Sumanto menjelaskan beberapa kriteria  dalam memilih media  untuk kepentingan pembelajaran yaitu bahwa dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan kriteria berikut yaitu; (a) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, (b) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran, (c) kemudahan memperoleh media, (d) keterampilan guru menggunakannya, (e) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (f) sesuai dengan taraf fikir siswa.[2]
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut berarti bahwa media pembelajaran yang dipilih harus didasarkan  atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya.  Selain itu juga media pembelajaran yang telah dipilih harus disesuaikan  dengan isi bahan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan. Dengan demikian bahan pengajran yang disampaikan harus diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat bahan ajar apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan media untuk dpat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain beberapa hal tersebut, juga yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pembelajaran adalah keterampilan guru itu sendiri menggunakan media pembelajaran yang dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan guru untuk menggunakan media tersebut. Dan selain itu juga harus disesuaikan dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Selain kriteria tersebut di atas Suryosubroto mengemukakan bahwa kriteria memilih media pembelajaran juga harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu, media tersebut praktis, luwes dan bertahan serta memiliki mutu teknis. Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik meskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendiri, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pembelajaran tidak perlu dipaksakan, karena media pengajaran yang mahal dan membutuhkan waktu lama dalam pembuatannya belum tentu menjadi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang dipilih seharusnya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunakan dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita. [3]






[1] Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Kependidikan.  (Yogyakarta : PN. Andi Offset, 1990). h, 8
[2] Ibid, h. 6
[3] Suryosubroto, Dasar-dasar Psikologi untuk Pendidikan di Sekolah.  (Cet. I ; Jakarta : PT. Prima Karya; 1988)

0 komentar: