Monday, May 28, 2012

Penyakit berbasis puskesmas



Dari seluruh penyakit yang kerap ada di PUskesmas ternyata selalu menduduki urutan pertama adalah Dermatitis ataupun ISPA secara bergantian setiap bulannya, terkadang saya bertanya2 dalam hati mengapa hal ini bisa terjadi, apakah memang di Indonesia ini sangat potensial untuk berkembangnya penyakit ISPA dan Dermatitis.

ISPA adalah saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh faktor lingkungangan, seperti udara yang tercemar (polusi) yang dihirup terus menerus dan merusak organ pernafasan kita. adapun gejala yang ditimbulkan adalah badan pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, yang disebabkan oleh virus, bakteri ataupun jamur. 


Kebanyakan pasien yang datang berobat ke puskesmas mengeluhkan gejala seperti tersebut diatas, memang sejak dahulu ISPA menjadi penyakit yang populer di Puskesmas. terlebih jika yang menyebabkannya adalah virus maka sangat berkaitan dengan daya tahan tubuh ketika daya tahan tubuh baik maka virus ini tidak akan menyerang inangnya, dan dapat sembuh dengan sendirinya. ketika lingkungan kita bersih, maka mereduksi penyakit ISPA akan besar sehingga bisa terhindar dari ISPA.


Selain ISPA penyakit yang kerap menjadi urutan pertama di Puskesmas adalah Dermatitis atau penyakit kulit dan juga sangat berkaitan dengan lingkungan yang umumnya terjadi, bisanya pasien yang datang mengelurhkan gatal-gatal baik karena bakteri ataupun jamur akibat bercengkrama dengan tanah, debu, tanaman dan sebagianya. bahkan adapula dermatitis yang menginfeksi seluruh kulit disebabkan karena agent masuk melalui peredaran darah penderita sehingga bisa menginfeksi sekujur tubuh yang biasa di tandai dengan merah-merah hingga bintil-bintil merah yang kadang sangat gatal.


Berikut jenis-jenis Dermatitis yaitu : 


Dermatitis kontak adalah kondisi yang disebabkan oleh alergen atau zat menjengkelkan. Dermatitis kontak iritan menyumbang 80% dari semua kasus dermatitis kontak.
Dermatitis atopik ini sangat umum di seluruh dunia dan meningkatkan prevalensi. Ini mempengaruhi pria dan wanita sama dan menyumbang 10% -20% dari semua rujukan ke dermatologists. Lebih rentan untuk mengembangkan jenis dermatitis adalah individu yang tinggal di daerah perkotaan dengan kelembaban rendah.
Dermatitis herpetiformis adalah jenis tertentu dari dermatitis yang muncul sebagai akibat dari kondisi pencernaan, yang dikenal sebagai penyakit celiac.
Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada bayi dan pada individu antara 30 dan 70 tahun. Ini muncul untuk mempengaruhi terutama laki-laki dan itu terjadi pada 85% dari orang yang menderita AIDS.
Dermatitis nummular adalah jenis yang kurang umum dari dermatitis, dengan tidak diketahui penyebabnya dan yang cenderung muncul lebih sering pada orang paruh baya.
Dermatitis stasis adalah peradangan pada kaki bagian bawah yang disebabkan oleh buildups darah dan cairan dan lebih mungkin terjadi pada orang dengan varises.
Dermatitis perioral bagaimanapun mirip dengan rosacea dan muncul lebih sering pada wanita antara 20 dan 60 tahun.

Inilah penyebab mengapa begitu banyak penderita dermatitis disebabkan karena manusia memang sangat berpotensi terkena penyakit Dermatitis sebagai penyakit yang kerap menduduki urutan pertama dalam penyakit berbasis puskesmas.


0 komentar: